13 Agustus 2012

antara air mata dan senyum..

aku belum pernah melihatmu menangis? tanya dia..
buat apa kau tahu saat aku menangis?, aku sadar kelak aku akan jadi ibu yang harus menegapkan langkah putra- putrinya, dan menjadi istri yang menegapkan langkah suami.. aku tak boleh terlihat sedih dihadapan mereka, senyumku adalah kekuatan mereka. kalau tak belajar dari sekarang mau kapan lagi? cukuplah hanya Allah dan aku yg tahu airmataku..jawabku..

begitulah kiranya dialog yang terjadi antara aku dan mantan setelah kami tak berkomunikasi 2 tahun.

Have You Ever..?

pasang headset, play Dalam Mihrabnya Afgan..
this is the lyric..
Demi cinta ku pergi
Tinggalkanmu relakanmu
Untuk cinta tak pernah
Ku sesali saat ini
Ku alami ku lewati
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Reff:
Suatu saat ku kan kembali
Sungguh sebelum aku mati
Dalam mihrab cinta ku berdoa semoga
Suatu hari kau kan mengerti
Siapa yang paling mencintai
Dalam mihrab cinta ku berdoa padaNya
Karena cinta ku ikhlaskan
Segalanya kepadanya
Untuk cinta tak pernah
Ku sesali saat ini
Ku alami ku lewati
Repeat reff [2x]
Suatu saat ku kan kembali
Sungguh sebelum aku mati
Dalam mihrab cinta ku berdoa semoga
Suatu hari kau kan mengerti
Siapa yang paling mencintai
Dalam mihrab cinta ku berdoa padaNya semoga semoga

yap, lagu itu pernah akrab ditelingaku ketika aku pertama kali mengalami putus cinta. yap, sakit memang, tapi berkat lagu itu pula aku kembali bisa berdiri tegar melawan semuanya. hidup tak selamanya mulus, butuh airmata untuk tahu bagaimana merendahkan hati.. hidup tak selamanya mulus, butuh pilihan- pilihan yang menyesakkan dada untuk masa depan yang lebih baik. begitu adanya kata mbak Meyda..

have you ever feel like me? melepaskan seseorang demi meraih ridho orang tua?
setelah hati ini sudah bisa ikhlas, ternyata Dia masih mau mengujiku..
have you ever feel like me? melepaskan seseorang karena dia sudah bersama orang lain meski kami masih mempunyai rasa yang sama?

dan Maha Suci Allah yang selalu mempertemukan dan memisahkan kami dibulan Ramadhan..
karena cinta kami bertemu..
karena cinta pula kami berpisah..

11 Agustus 2012

Makna dibalik seperangkat alat sholat

“Saya terima nikah dan kawinnya Nabila binti Ahmad dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an dibayar tunai!”
 
Sering kita dengar kata-kata ini ketika menghadiri akad nikah sesorang. Bagi yang beragama Islam, pasti mas kawin berupa peralatan sholat dan mushaf Al-Qur’an sudah menjadi sebuah keniscayaan. Apalagi di negara yang katanya mayoritas Islam ini, aneh rasanya apabila ada seorang Muslim yang tidak menyertakan 2 mas kawin wajib itu dalam akad nikahnya. Bahkan ketika proses ta’aruf atau ketika sedang memperbincangkan masalah mas kawin yang akan diberikan mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan pasti yang pertama kali disanggupi adalah seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an. Mengapa demikian? Adakah makna khusus dibalik pemberian dua mas kawin wajib tersebut?
 
Sangat disayangkan, setelah akad nikah selesai, perlengkapan sholat yang dijadikan sebagai mahar terbungkus rapi di dalam lemari tak pernah tersentuh. Tak jauh beda dengan mushaf Al-Qur’an yang dijadikan mas kawin tersimpan rapi di rak buku dan hampir berdebu. Dua barang yang dijadikan sebuah keniscayaan dalam mas kawin itu hanya menjadi pajangan usai ijab kabul. Padahal ada makna spesial di balik pemberian perlengkapan sholat dan mushaf Al-Qur’an sebagai mahar.
 
Ketika seorang mempelai pria mengucapkan ”Saya terima nikah dan kawinnya fulanah binti fulan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an“, ada ’beban‘ baru yang dipikulnya. Beban itu adalah sang suami berkewajiban untuk mengajarkan sholat kepada sang istri yang disimboli dengan pemberian seperangkat alat sholat. Suami juga berkewajiban untuk menjaga sholat istrinya dengan terus mengingatkannya dan membimbingnya supaya tidak melewatkan kewajiban yang satu ini. Karena sholat adalah amalan pertama kali yang akan dihisab pada yaumul hisab kelak.
 
Begitu pula dengan mas kawin berupa mushaf Al-Qur’an. Mungkin bagi sebagian orang dua mahar ini dianggap sebagai mahar yang murah meriah dan mudah didapatkan di negara yang mayoritasnya muslim ini. Tapi sebenarnya mahar mushaf Al-Qur’an adalah mahar termahal yang diberikan seorang suami kepada istrinya. Mengapa? Karena dengan memberikan mushaf Al-Qur’an, berarti suami wajib untuk mengajarkan istrinya semua isi dari Al-Qur’an yang diberikannya kepada istri dari surat Al-Fatihah hingga surat An-Naas. Suami berkewajiban untuk mengantarkan istrinya kepada akhlaqul qur’an. Suami juga berkewajiban untuk membawa keluarganya kepada kehidupan rumah tangga berdasarkan Al-Qur’an dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan rumah tangganya. Bagaimana mahal banget kan mahar yang satu ini?!?
 
Sangat disayangkan ternyata realitas yang ada tidak demikian. Mushaf yang dulunya dibungkus rapi sebagai mahar itu tetap terbungkus rapi dalam plastik bening bergambar hati yang kini tergeletak di dalam buffet. Tak jauh berbeda dengan seperangkat alat sholat yang dulunya dibungkus rapi di dalam keranjang yang dihiasi kertas berwarna-warni kemudian dibungkus dengan plastik bening yang juga bergambar hati itu tersimpan rapi di sebelah mushaf Al-Qur’an. Dan dengan bangganya si empunya barang tersebut memamerkan kepada tamu yang hadir, “Ini lho mahar yang dulu diberikan suami saya!”
 
Tak jadi masalah apabila mahar yang diberikan itu sengaja disimpan, karena memiliki mushaf dan peralatan sholat lain. Yang jadi masalah adalah ketika, seusai ijab kabul suami masa bodoh dengan janji yang dulu diucapkannya dan tidak mengindahkan ‘beban’ baru yang harus dipikulnya. Seorang suami memiliki kewajiban untuk menjaga istri dan anak-anaknya dari api neraka, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat At-Tahrim ayat 6 :
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا 
 
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...“
 
Adh-Dhahak berkata adalah kewajiban bagi seorang Muslim untuk mengajarkan keluarganya, kerabatnya, serta hamba sahaya yang dimilikinya apa-apa yang diwajibkan Allah dan apa-apa yang dilarang Allah. (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim, Ibnu Katsir)
 
Dalam kehidupan rumah tangga tanggung jawab ini diamanahkan kepada suami sebagai imam dalam keluarga. So... buat para istri yang mendapatkan mahar seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an tapi belum diajarkan isi dari Al-Qur’an, jangan ragu untuk menagihnya kepada suami. Sekalian mengingatkan suaminya, amanat yang mungkin terlupakan oleh suami. Dan untuk para suami yang ketika akad nikah memberikan mahar seperangkat alat sholat dan mushaf Al-Qur’an, dan belum memiliki andil dalam menjaga sholat istrinya dan mengajarkan isi Al-Qur’an yang diberikan, hayuu atuh diajarkan istrinya. Biar istrinya makin sholehah, dan keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, yang diimpikan bisa tercapai. Lalu buat para calon istri dan suami, mulailah mempersiapkan bekal untuk berlayar dalam bahtera rumah tangga kehidupan. 
Wallahu a’lam bishowwab
 
http://www.isykarima.com/coretan-pena/asatidzah/379-makna-di-balik-seperangkat-alat-sholat.html

Nasehat Untuk Para Isteri

Imam Baihaqi dalam kitabnya, Syu'abul Iman, meriwayatkan sebuah nasehat yang disampaikan oleh seorang ibu kepada puterinya yang baru saja menikah dan akan dilepaskan untuk menemani suaminya. Sungguh merupakan nasehat yang sederhana namun sarat makna dan patut direnungkan oleh para akhwat dan ummahat yang ingin menjaga kestabilan biduk rumah tangga dalam mengarungi samudera kehidupan yang luas tak terkira. Nasehat ini juga dinukil oleh Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumiddin. Berikut ini terjemahan bebasnya:
Asma' binti Kharijah Al Fazary berpesan kepada puterinya ketika menikah (sebelum melepaskan kepergiannya menuju suaminya):
"Wahai puteriku sayang, tak lama lagi kau akan keluar meninggalkan ayunan tempat kau ditimang dulu, dan berpindah ke atas ranjang yang belum pernah kau lihat sebelumnya. Kau akan hidup bersama seorang kawan yang belum pernah kau kenal sebelumnya. Oleh karena itu, jadilah bumi tempat ia berpijak, maka ia akan menjadi langit yang menaungimu. Jadikanlah dirimu tempat sandaran baginya, maka ia akan menjadi tiang yang meneguhkanmu. Jadilah pelayan baginya, ia akan menjadi abdi bagimu. Jangan kau merepotkannya sehingga ia merasa kesal. Dan jangan terlalu jauh darinya sehingga ia lupa akan dirimu. Jika ia mendekatimu, maka dekatilah. Jika ia berpaling, maka menjauhlah. Peliharalah pandangannya, pendengarannya dan penciumannya. Jangan sampai ia memandang sesuatu yang buruk darimu. Dan jangan sampai ia mendengar kata-kata kasar darimu. Dan jangan sampai ia mencium bau yang tak sedap darimu. Jadikanlah setiap apa yang ia lihat adalah wajahmu yang cantik berseri-seri. Jadikanlah setiap apa yang ia dengar adalah ucapanmu yang santun dan lembut. Jadikanlah setiap apa yang ia cium adalah aroma wangi tubuh dan pakaianmu."
"Ayahmu dulu berpesan kepada ibumu: Maafkanlah segala kesalahan dan kekhilafanku, niscaya cinta kita akan terus bersemi. Ketika aku marah, janganlah kau memancing lagi amarahku. Karena benci dan cinta takkan pernah bersatu. Saat benci datang, cinta pun kan berlalu."
Demikian isi nasehat tersebut. Semoga bermanfaat.
Wallahu a'lamu bis showab.
Oleh Abu Faruq Ad-Dimasyqi

http://www.isykarima.com/coretan-pena/asatidzah/400-nasehat-untuk-para-istri.html

Mengejar C.A.N.T.I.K

CANTIK..1 kata yang akan selalu melekat pada diri kaum hawa..

ternyata juga pencarian sebuah makna CANTIK buat gue itu memerlukan waktu yang cukup panjang. Dulu sih jujur aja nggak pernah perhatian sama satu kata itu. TO BE HONEST, pencarian makna cantik dimulai ketika sebuah peristiwa pahit terjadi. ketika si dia tiba- tiba pergi dan selang beberapa waktu dia sudah bersama orang lain yang menurut gue dia lebih cantik, lebih putih, lebih langsing dari gue. yap, you know lah rasanya..Sejak saat itu gue berusaha buat merawat diri gue. awalnya mungkin karena iri, karena ternyata sidia lebih tertarik sama rumput tetangga yang lebih ijo, dan yang lebih ngeD*MN lagi ternyata alam bawah sadar gue selalu inget kata- kata dia yang seolah bilang 'cewe gendut itu adalah sebuah cela'..udah deh, otak kebul- kebul, secara guenya itu sering naik gunung *kulit item ma putih itu udah biasa* ditambah si dia*ex juga udah lebih jago soal makeup daripada gue..sejak saat itu gue menyatakan perang pd sebuah kata cantik. bukan buat bikin dia balik sih tapi buat buktiin kalo dia ba
tapi nggak cukup lama juga gue nyaman sama posisi kayak gitu *kemana mana kudu makeup, palagi kalo mau sholat..beuhh..ternyata make up itu juga bisa bikin cewe nyelingkuhin Penciptanya* dan juga karena kejenuhan 'ini udah didempul setebel apapun kalo emang mukanya gini ya tetep aja gini'.. cantik wajah itu emang GIFT dari sonoNya. bisa sih dirubah tapi tetap dalam skala wajahmu, bukan wajah orang lain. ditambah lagi, waktu itu gue dikasih pelajaran langsung sama DIA lewat peristiwa yang terjadi pada teman. waktu itu ada 3 kasus kali ya yang menyadarkan gue KECANTIKAN HATI LEBIH PENTING DARI KECANTIKAN FISIK. gue sih gak mau njelek-  njelekin temen, tapi dari kasusnya itu gue bisa ambil banyak pelajaran. gak sedikit cewe yang menggunakan kecantikan fisiknya buat hal yang kurang bener. okelah, penampilan mngkin emang pertama kali yang diliat dari seseorang. tapi setelah itu, attitude lu yang bakal diliat. wajah cantik, attitude buruk sama orang lain ya sama aja.. jangan harap punya banyak temen. miris juga sih, kalo denger ada cewe yang dijauhi temen atau malah nggak punya temen sama sekali padahal dia super cantik, dandanannya wow, penampilannya juga oke. but, unfortunately, they are not respect about themselves. kalo idup itu nggak cuman hidup sendiri, kita juga butuh yang namanya orang lain.
cewe cantik tapi omongannya kotor ya sama aja, siap siap didepak dari masyarakat..
sejak saat itu, gue menCUKUPkan diri dengan segala yang ada didiri gue. gue nggak bisa secantik dia, nggak bisa dandan sepintar dia.. mau diapain juga pol- polan juga kayak gini doang. palagi guenya masih jomblo. mau bikin pahala lewat dandan tapi kalo belum punya suami ya sama aja. belum tentu yang ikut nikmatin kecantikan kita itu bakal jadi suami kita. 
kelak gue bakal hidup dalam masyarakat. kecantikan sih emang bonus tapi kalo nggak bisa gunain tu bonus dengan bijak ya sama aja. kecantikan hati itu segala- galanya. jadi nih kalo yang wajahnya jelek *bukan bermaksud menghina ciptaanMU ya Allah* itu patut bersyukur. kenapa eh kenapa? kita nggak usah ribet mikir make up ini itu, terus nyoba diupgrade aja tuh kecantikan hatinya. jelek itu juga anugerah ko, kita jadi bisa tahu siapa- siapa aja yang bisa nerima kita dengan apa adanya. toh yang penting kita hidup didunia itu berlomba- lomba buat nabung amal kan buat bekal hidup kelak diakhirat? cantik fisik sih bisa digunain buat nyari pahala, tapi itu kalo kita udah punya suami. lha sekarang udah belum? jangankan suami, calon aja belum ketahuan batang hidungnya. jadi ya intinya ayuk deh terus memperbaiki kecantikan hati kita.. ayuk mengejar 'CANTIK DIHADAPAN TUHAN KITA' bukan mengejar cantik dihadapan manusia. namanya juga nafsu, diturutin terus ya kapan selesenya.. tapi klo nafsu pengen ngejar cantik dihadapan Allah itu baik.. selamat memperbaiki diri, memperbaiki hati, selalu tebarkan senyyum dan tangkap semua kebaikan yang ada dihadapanmu :D

mencukupkan diri adalah sumber kebahagiaan..

CUKUP..
yah satu kata yang akhir- akhir ini selalu ada diotak. abis dengerin ceritanya temen sekamar yang ngikutin pelatihan IELTS dikampus. test IELTS itu sebagai syarat kalo kita mau keluar negeri. 1 pertanyaan sih tapi cukup menohok. 'kamu nggak pengen ngelanjutin kuliah diluar sih? beasiswa banyak banget lho'. seketika itu pikiran saya menerawang. yap, sejak saat itulah aku mulai kembali memikirkan masa depan jangka panjangku.
melihat teman- teman yang antusias sekali pengen keluar negeri, sampai heran pada diri sendiri kenapa aku sendiri malah nggak minat mengikuti jejak mereka. ada teman yang abis lulus S1 mau langsung nerusin kuliah diaustralia, kanada, UK, amerika, dan kebanyakan australia sih.
yah, mungkin dibilang tak ambisius mungkin memang benar, lebih tepatnya 'nrimonan' *wong Jowo banget toh? :D*
banyak faktor yang menghalangi buat bermimpi setinggi itu. pertama, disekolahin sama Bapak sampai jenjang S1 aja itu udah bersyukur banget. terlebih masuk ke jurusan yang dibutuhin dimana- mana. aku inget kata- kata bapak waktu itu 'kamu udah skripsi, bentar lagi lulus..kamu mau ngelanjutin S2 atau mau kerja? maaf ya Bapak cuman bisa nyekolahin kamu sampai S1. kalau kamu mau nerusin S2 kamu cari duit sendiri ya, giliran Bapak ngurusin adikmu'..sesederhana itu impian beliau, ingin semua putrinya sarjana,meski beliau hanya petugas Esde yang gaji perbulannya cukup untuk makan. you know what juga, bapak telah merencanakan jauh- jauh hari ingin menjadikan anaknya sukses dengan bukti 'bapak akan pensiun waktu adikmu lulus SMA, saat itu kamu gantiin Bapak ya biayain adikmu kuliah. Bapak cuman bisa usaha sampai segitu, Bapak cuma bisa mendoakan semoga kamu menjadi orang sukses dan jangan sampai lupa pada keluarga.' yap, impian besar seorang ayah yang sudah beliau rancang jauh- jauh hari..

sejak saat itu, aku kembali menyederhanakan impianku untuk tidak memakai duit orang tua seandainya ingin kuliah di luar negeri.. seandainya memang aku benar- benar ingin meneruskan kuliah diluar negeri, biaya harus murni dari aku sendiri.
alasan keduaku, karena aku melihat kemampuanku sendiri..yap, sampai mau luluspun aku masih berpikir kalau aku salah jurusan :(
oke,itu CUKUP dalam bidang STUDI.

now, CUKUP dalam bidang EKONOMI. pernah ya, pengen gitu ngerasain gimana rasanya punya rumah mewah dikomplek perumahan real estate. dan untungnya Allah mengabulkan doaku. aku disuruh ngajar privat disuatu perumahan estate dan satu kesempatan disuruh mengajar private diperumahan yang sederhana. tak ku sia- siakan kesempatan itu untuk 'memuhasabahi' doaku sendiri. awalnya canggung harus ada dirumah sebesar itu, dengan perabotan mewah dimana- mana. tapi lama kelamaan terbiasa ada dirumah sebesar itu. suatu kali kebetulan dikasih kesempatan menikmati seluruh isi rumah *ketika itu jam ngelesi melewati batas sholat magrib, mau tak mau harus menumpang sholat dirumah tersebut*.. perbedaan yang keliatan jelas yang ditangkap oleh otak saya 'apakah tingkat kebahagiaan orang orang yang ada didalam rumah real estate juga lebih banyak ketimbang yg dirumah biasa saja?' yang jelas hasil dari muhasabah saya menyimpulkan

Allah memang selalu memberikan yang terbaik buat hambaNya. saya bahagia terlahir dari keluarga sederhana yang menghargai perjuangan hidup -kalo kita pengen sesuatu ya usaha- bahagia pula menempati rumah yang meski sederhana tapi tak pernah berhenti kunjungan dari saudara jauh. yap, rumah kami memang tak pernah sepi. setiap saudara baik yang dekat atau jauh kalo pulang ke Jawa pasti nginep dirumah kami meski mereka juga punya sodara lain diJawa. katanya 'kepenak'. bahagia itu dihati bukan dimateri. lebih baik rumah sederhana penuh dengan gelak tawa daripada rumah besar tapi tanpa tawa didalamnya.

esok lusa, saat sudah siap, saat sudah banyak belajar, pasti akan kembali jika berjodoh >> Eliana, tereliye

"Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat."